Mama
Malind Su Hilang (our land has gone)
Papua adalah pulau yang terletak di bagian paling timur dengan kekayaan
SDA yang melimpah, karenanya papua kian menjadi sasaran eksploitasi, baik untuk
keperluan bersama seperti peningkatan devisa maupun kepentingan pribadi para
penguasa, dengan luas pulau 3 kali lipat dari pulau jawa, dan keanekaragaman
serta laju pembangunan yang pesat, papua menjadi harapan masyarakat belahan
dunia untuk menunjang hidup mereka. Kegiatan eksploitasi kekayaan alam Papua
telah memberikan kesejahteraan bagi kaum elit dan para penguasa, namun tanpa
memperhatikan kesejahteraan masyarakat papua sebagai pemilik kekayaan yang
terus diabaikan. Situasi tersebut telah menimbulkan kesenjangan di bidang
sosial, ekonomi, dan ketidakadilan yang berujung pada pertikaian baik yang
bersifat vertikal maupun horizontal. Sikap-sikap penolakan yang terjadi
diseluruh tanah papua adalah wujud dari usaha mempertahankan sistem nilai dan
kearifan lokal dalam perspektif masyarakat bahwa tanah adalah "mama",
dimana mamaaberperan seperti
ibu, mencukupi kebutuh\an hidup masyarakat papua, tempat perlindungan dan
sumber kehidupan masyarakat papua, ketika tanah dan hutan telah rusak dan
hilang karena pembangunan, maka masyarakat papua akan kehilangan segala
sesuatu, kehilangan nilai dan sistem budaya mereka yang membuat mereka tetap
bertahan hidup sampai sekarang.
Suku malind anim adalah masayarakat peramu yang mengandalkan hutan
sebagai sumber hidup utama, mereka lahir, hidup , dibesarkan dan mendapat
jaminan dari keberadaan hutan,mereka mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dari
alam, apa yang disediakan oleh alamlah yang mereka gunakan dan mereka
manfaatkan. Pembangunan raksasa yang berkedok menyejahterakan masyarakat Papua
khususnya suku malind di zanegi merauke papua, justru telah menyengsarakan
kehidupan mereka, dengan konversi hutan seluas 169.000 hektar menjadi
perkebunan akasia dan eucalyptus telah banyak merusak hutan mereka, mereka yang
biasa hidup dan makan dari sagu, daging, kelapa dan buah-buahan dari nenek
moyang sampai sekarang, kehidupan masyarakat kampung zanegi telah berubah
karena perusahaan raksasa Medco, perusahaan medco dan LG telah mengeksploitasi
dan menggunakan SDA yang dihasilkan oleh papua untuk memeperbesar perusahaan
mereka dan memperkaya kaum kapitalis seperti pemanfaatan kayu untuk untuk bahan
pembakaran yang akan di ekspor ke china dan jepang. Konversi lahan dan
pemanfaatan SDA tersebut adalah agenda Medco yang dinamakan MIFEE ( Merauke Integrated
Food and Energy Estate) sebuah proyek kolaborasi perusahaan dan pemerintah yang
akan membuka jutaan lahan dan ladang , proyek tersebut adalah akumulasi modal
"bertopeng" solusi untyuk mengatasi krisis pangan dan energi dunia
pada umumnya dan masyarakat papua pada khususnya. Masyarakat zanegi beranggapan
bahwa kedatangan medco dan perusahaan-perusahaan lain di papua bukan untuk
membina dan mengembangkan masyarakat papua, justru mereka datang untuk merampas
dan merusak hak milik masyarakat papua yang berupa tanah dengan merebut dan
memaksa masyarakat untuk memberikan tanah yang mereka miliki dengan berbagai
cara termasuk dengan kekerasan dan mengancam masyarakat zanegi dengan kekuatan
militer yang mereka miliki.
Medco datang dengan membawa visi misi untuk mengembangkan dan
menyejahterakan masyarakat papua, namun perusahaan besar yang memreka bangun di
papua, justru tidak sesuai dengan visi misi mereka ketika datang, masyarakat
tidak diberdayakan sebagaimana janji mereka, tidak banyak masyarakat asli papua
yang dipekerjakan di perusahaan, justru mereka mengambil pekerja dari luar
papua, jika ada yang bekerja diperusahaan , hanya sedikit dari mereka,
statusnyapun hanya sebagai buruh pabrik yang bebas lepas tanpa jaminan kerja.
Masyarakat zanegi membutuhkan pergaulan yang luas, pendidikan, dan
kesejahteraan ekonomi seperti yang dijanjikan oleh perusahaan, namun
pembangunan yang dilakukan perusahaan justru membawa dampak negatif bagi
kehidupan masyarakat zanegi. Setelah pembabatan hutan dan konversi lahan, masyarakat
menjadi kesulitan mencari sumber makanan dan kebutuhan hidupnya, perusahaan
mengeksploitasi kekayaan alam tanpa memperhatikan keadaan dan kesejahteraan
masyarakat papua, masyarakat yang sumber kehidupannya berasal dari alam,
sekarang ini menjadi kesulitan mencari makan untuk mempertahankan kehidupan
mereka, hilangnya hutan dan habisnya lahan sebagai sumber kehidupan membawa
banyak dampak bagi kehidupan mereka, seperti kesejahteraan masayarakat yang
rendah, kekurangan bahan pangan,tingkat pendidikan yang sangat rendah serta
busung lapar yang terjadi di zanegi banyak berasal dari hilangnya hutan yang
merupakan mama bagi masyarakat zanegi.
1. Analisis
masalah pembangunan papua
Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang
berorientasi untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan
generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang disebut
sebagai pembangunan berwawasan lingkungan yang memiliki beberapa komponen,
diantaranya:
a. Pemenuhan
kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar terbagi menjadi kebutuhan materi dan
non materi, kebutuhan materi seperti pemenuhan kebutuhan dasar berupa
sandang,pangan dan papan, sedangkan non materi berupa rasa aman, dan HAM, namun
pembangunan yang dilaksanakan terkesan menutup mata pada realita dan keadaan masyarakat
papua di sekitarnya, pembangunan dengan membuka lahan dan ladang untuk
dieksploitasi terkesan tidak memperhatikan keadaan masyarakat asli papua,perusahaan
mendapat laba yang besar dari hasil eksploitasi kekayaan alam mereka, namun
jauh berbeda dengan masyarakat zanegi, yang untuk mencari makan saja susah,
bahkan karena hal tersebut, banyak memberikan dampak seperti meningkatnya
busung lapar dan gizi buruk, serta menurunnya kesehatan masyarakat, mereka
tidak mendapat pendidikan yang layak, makan yang cukup mereka hidup dengan
segala sesuatu yang terbatas, dan jauh dari kesejahteraan.
Sedangkan kebutuhan non materi seperti rasa aman dan
perlindungan terhadap HAM seseorang juga tidak berjalan sebagai mana mestinya,
banyak masyarakat asli pemilik tanah di zanegi yang harus terpaksa memberikan
tanah mereka kepada perusahaan, jika tidak mau, maka perusahaan akan meminta
dengan paksa dengan mengguanakan kekuatan militer yang mereka miliki
b. Pemeliharaan
lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah
pembangunan yang tetap memperhatikan keadaan lingkungan tanpa merusaknya,
pembangunan di zanegi dengan membuka lahan dan mengkonversinya menjadi kebun
yang akan dimanfaatkan untuk pengembangan perusahaan dinilai bias merusak
lingkungan, mereka menebang semua pohon untuk memperbesar dan memperluas
kekuasaan mereka, termasuk menebang pohon sagu yang dalam perjanjian akan
disisakan seluas 1500 meter tiap area penebangan untuk cadangan hidup mereka,
sehingga karena hal tersebut, sekarang ini mereka kesusahan mencari makan,
selain itu lingkungan merek juga mengalami kerusakan, keseimbangan ekosistem
terganggu karena hutan telah hilang.
c. Keadilan
sosial
Kesejahteraan dan kehidupan layank yang dijanjikan
oleh perusahaan tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya, pembangunan berwawasan
lingkungan yang seharusnya menempatkan keadilan sosial sebagai salah satu
komponennya tidak diwujudkan dalam pembangunan di papua, kekayaan alam papua
yang dieksploitasi para kaum kapitalis untuk memperkaya diri mereka sendiri
tanpa memperhatikan nasib dan keadaan masyarakat zanegi, hal ini membuktikan
bahwa keadilan sebagai salah satu komponen dalam pembangunan berwawasan
lingkungan belum terwujud dalam pembangunan di papua.
d. Kesempatan
menentukan nasib sendiri
Kesempatan menentukan nasib sendiri bagi masyarakat
papua agaknya tidak terwujud,masyarakat zanegi tidak diijinkan untuk bekerja di
perusahaan medco yang berdiri di zanegi, mereka di tekan oleh perusahaan dengan
kekuatan dan kekuasaan yang mereka miliki.
Jadi, jika melihat pada komponen-komponen pembangunan berwawasan
lingkungan di atas,pembangunan yang di lakukan di papua tidaklah bias dikatakan
pembangunan berwawasan lingkungan. Sebab, pembangungan tersebut menghabiskan
kekayaan alam berupa pohon-pohon, hutan yang di jadikan sumber kehidupan
masyarakat zanegi, perusahaan mengorbankan kekayaan alam generasi sekarang
tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan nasib generasi yang akan datang.
Selain itu, dari film documenter diatas, dapat dilihat bahwa pembangunan yang
terjadi di papua banyak menyebabkan perubahan bagi masyarakat di papua pada
umumnya dan zanegi pada khususnya, berubahnya tatanan nilai yang telah lama
berkembang dan mengakar pada masyarakat papua menjadi berubah dan mungkin akan
hilang karena pembangunan tersebut, karena hilangnya hutanlah yang menyebabkan
perubahan dalam system nilai masyarakat.
Pembangunan di papua adalah salah satu bentuk praktik bagi kaum kapitalis
untuk memperbesar dan memperkuat modal mereka dengan mengeksploitasi kekayaan
alam masyarakat papua, perusahaan dan pemilik modal adalah sebagai kaum
borjuis, sedangkan masyarakat papua adalah kaum proletar yang ditindas oleh
kaum borjuis dengan kekuasaan dan kekuatan mereka, masyarakat yang dulunya
menyambut baik kedatangan medco dan kawan-kawan dalam tujuan membangun wilayah
papua, semakin lama, tujuan medco makin terlihat, mereka memperlihatkan tujuan
mereka yang sesungguhnya yaitu mengeksploitasi kekayaan alam papua untuk tujuan
memakmurkan dan memperbesar usaha mereka, dari situlah muncul pertentangan
karena masyarakat menyadari bahwa hutan yang mereka anggap sebagai “mama” telah
hilang dan habis dieksploitasi oleh perusahaan tanpa memperhatikan nasib
masyarakat zanegi yang masih bergantung pada alam, konflik dan pertentangan
yang terjadi dalam masyarakat zanegi juga merupakan karena kesenjangan dan
ketidak adilan sosial, perusahaan makin kaya dengan mengeksploitasi kekayaan
alam papua tanpa memperhatikan bagaimana keadaan sekitar mereka, masyarakat
papua miskin, kekurangan bahan pangan, kekurangan pendidikan, bahkan terjadi
busung lapar, perusahaan seakan menutup mata dengan kondisi yang terjadi di
sekitar zanegi, mereka terus membangun tanpa memperhatikan keadaan lingkungan
masyarakat zanegi, selain itu tak banyak pula masyarakat zanegi yang bekerja
dan dipekerjakan di pabrik, jika ada, mereka hanya berstatus sebagai buruh
harian yang bebas lepas tanpa jaminan kesejahteraan, tak banyak dari mereka
yang bekerja diperusahaan,perusahaan justru mempekerjakan masyarakjat dari luar
zanegi dan luar papau sehingga mereka masih tetap bergantung pada alam,sedangkan
alam tak lagi menyediakan apa yang mereka butuhkan, selain itu permasalahan HAM
juga menambah peliknya permasalahan di papua, mereka warga asli zanegi banyak
yang dirampas HAMnya demi kepentingan perusahaan dari sinilah timbul konflik
yang terjadi antara masyarakat zanegi dengan perusahaan,
Ironisnya dalam kasus tersebut, pemerintah seakan menutup mata pada
realita yang terjadi, seperti tak pernah ada campur tangan pemerintah dalam
mengatasi kesenjangan dan konflik yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat
zanegi, pemerintah sekan-akan mencari keuntungan di tengah konflik yang terjadi
karena pemerintah juga turut andil dalam proyek pembangunan di zanegi, karena
proyek tersebut adalah kolaborasi antara pemerintah dan perusahaaan.
1.
Solusi dalam mengatasi permaslahan di zanegi
a.
Pentingnya campur tangan pemerintah dalam
mengatasi permaslahan konflik masyarakat zanegi dengan perusahaan, pemerintah
perlu membuat kebijakan yang disetujui bersama untuk menghindari kerugian dari
salah satu pihak,terutama bagi masyarakat papua
b.
Dalam pembangunan,hendaknya memperhatikan
keadaan lingkungan fisik dan sosial yang nantinya akan dijadikan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan
jadi penasaran ma keselurhan filmna... :thunk:
BalasHapus< VB > ISO 9001:2015 < VB >