Nama : Sri
Muryanti
Nim : 3401412079
Rombel : 2
Mata kuliah : Teori
sosiologi klasik
Analisis
Tindakan Sosial Tradisional Menurut Max Weber
Menurut Max weber,tindakan sosial adalah tindakan penuh arti dari
seseorang individu yakni tindakan yang sepanjang tindakan yang dilakukannya
memiliki makna atau arti subjektif bagi dirinya sendiri dan diarahkan pada
tindakan orang lain.
Max weber mengungkapakan bahwa dunia sebagaimana yang kita saksikan
terwujud karena mereka memutuskan untuk melakukan hal tersebut untuk mencapai
apa yang mereka kehendaki. Setelah memilih sasaran mereka memperhitungkan
keadaan dan memilih tindakan.
Bagi max weber, struktur sosial adalah sebagai produk (hasil) dari
suatu tindakan yang dilakukan oleh oleh individu, cara hidup adalah produk dari
pilihan yang dimotivasi. Memahami realitas sosial yang dihasilkan oleh tindakan
tersebut berarti sama dengan menjelaskan manusia dalam memilih suatu pilihan.
Tindakan tradisioanl itu sendiri berarti tindakan yang didasarkan atas
kebiasaan -kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu dimasa lalu saja,
Dalam kehidupan masyarakat, tentu saja terdapat kebudayaan yang telah
sejak dahulu ada dalam masyarakat, serta dipercayai dan dibudayakan oleh
masyarakat itu sendiri, baik secara sadar maupun tidak disadari oleh masyarakat
yang bersangkutan, meskipun tindakan yang bdilakukan tersebut bersifat
nonrasional, tindakan tersebut tetaplah dilakukan dan dibudayakan oleh
masyarakat yang bersangkutan karena sudah merupakan kebiasaan yang dibudayakan
dan dilestarikan oleh masyarakat tersebut.
Tindakan tradisional seperti pelaksanaan kebudayaan masyarakat telah
diakui dan diterima dengan baik oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan dan
kebiasaan tersebut, mereka beranggapan bahwa tindakan yang mereka lakukan sudah
benar dan sesuai dengan apa yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, mereka
beranggapan bahwa tradisi yang telah berlangsung memang seperti ini, dan akan
selalu seperti ini karena sudah di anggap benar, tindakan yang mereka lakukan
hanya berdasarkan adat-adat, kebiasaa-kebiasaan, serta sesuatu yang telah sejak
dulu dikerjakan.
Dari penjelasan diatas, saya memilih untuk mengambil
kebudayaan-kebudayaan yang telah ada dan dilestarikan oleh masyarakat, meskipun
tidak ada bukti yang membenarkan secara ilmiah, namun masyarakat yang
menjalankan tindakan tersebut punya anggapan bahwa sebaiknya apa yang telah
sejak dulu menjadi budaya dan kebiasaan suatu masyarakat tetaplah dilakukan dan
dilestarikan seperti untuk tujuan menghindari mara bahaya, tolak balak, memohon
keselamatan dan keberkahan,serta tujuan lain-lainnya.yang ada dalam masyarakat
dapat dijadikan sebagai contoh
Dari contoh analisis tentang tindakan tradisional diatas, kebudayaan,
adat-istiadat dan tradisi
Tradisi adalah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu
wilayah, negara, kebudayaan, golongan/agama yang sama.
Hal yang paling mendasar dari tradisi yaitu adanya informasi yang
di teruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa
adanya ini, suatu tradisi akan punah.
Masyarakat jawa memang terkenal dengan beragam jenis tradisi atau
budaya yang ada di dalamnya. Baik tradisi cultural yang semuanya ada dalam
tradisi atau budaya jawa tanpa terkecuali. Dari beragam macamnya tradisi yang
ada di masyarakat jawa, hingga sangat sulit untuk mendeteksi serta menjelaskan
secara rinci terkait dengan jumlah tradisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat
jawa tersebut. Salah satu tradisi masyarakat jawa yang hingga sampai sekarang
masih tetap eksis dilaksanakan dan sudah mendarah daging serta menjadi
rutinitas bagi masyarakat jawa pada setiap tahunnya adalah sedekah bumi.
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional
masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara turun temurun dari nenek
moyang orang jawa jaman dahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh
mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang
menggantungkan hidup keluarga dan sanak saudara atau sanak keluarga mereka dari
mengais rizki dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Bagi masyarakat jawa khususnya petani dan nelayan, tradisi berupa
sedekah bumi yang telah dilaksanakan secara turun temurun dilaksanaakan setahun
sekali tak hanya menjadi rutinitas atau ritual tahunan saja, akan tetapi bagi
masyarakat jawa, pemaknaan ritual sedekah bumi berupa pencerminan dari wujud
syukur masyarakat jawa terhadap hasil bumi yang melimpah dari sang pencipta
dengan syukuran dan manganan, serta pagelaran seni budaya seperti wayang maupun
ketoprak.
Upacara sedekah bumi dilaksanakan oleh masyarakat tersebut, ada upacara
selmetan dan manganan, dengan membuat tumpeng maupun nasi berkat berupa nasi
uduk ditambah dengan jajanan khas atau jajanan daerah yang disebut masyarakat
dengan juadah pasar, juadah pasar
adalah macam-macam makanan pasar yang digunakan untuk upacara atau ritual
tertentu. Setelah nasi berkat dan juadah pasar tersedia, masyarakat berkumpul
pada suatu tempat seperti tempat sesepuh, punden, balaidesa, ataupun temapat
lainnya yang telah disetujui oleh masyarakat setempat untuk menggelar upacara
selametan tersebut, setelah itu nasi lalu dibawa ke punden untuk dilakukan doa
bersama yang dipimpin oleh sesepuh setempat , setelah didoakan, maka nasi
tersebut dikembalikan ke warga yang membuat dan membawa nasi berkat dan juadah
tersebut untuk di makan bersama-sama maupun dibawa pulang untuk dimakan bersama
keluarga dirumah masing-masing.
Nasi berkat dan juadah pasar ini adalah salah satu syarat dalam
pelaksanaan upacara sedekah bumi tersebut, setelah upacara doa dan manganan
selesai, upacara sedekah bumi dilanjutkan dengan pagelaran seni seperti wayang
maupun ketoprak, pertunjukkan seni tersebut dipadukan pula dengan ketupat luwar
yang telah diisi dengan beras kuning dan uang receh dalam satu tarikan,
terurainya ketupat adalah pertanda terselesaikannya masalah seseorang,
setelahnya ada pulanasi urap yang dibawa oleh masyarakat, iuran uang urap
didapat dari uang suka rela sumbangan dari masyarakat di desa glagah tersebut,
setelah diselameti, nasi tersebut kemudian dibungkus dengan daun pisang dan
dibagikan ke masyrakat, adapula yang digelar dalam tampah untuk dimakan secara
bersama-sama pada upacara tersebut
Warga juga mendapatkan air manakib yang dibagikan dari gentong atau
Gucci dari peninggalan sesepuh desa glagah.
Nasi,daun pisang, dan air adalah perwujudan dari pemberian tuhan yang
maha Esa, ketiganya dipercaya sebagai pertanda kehidupan dimasa yang akan
datang, sedangkan pisang adalah pertanda panen warga, jika daun pisang yang
digunakan untuk mebungkus kurang, maka menandakan bahwa masyarakat akan
mengalami kekurangan dan kegagalan hasil panen, sedangkan jika air yang kurang,
maka menandakan bahwa masyarakat akan mengalami kemarau panjang dan berlangsung
lama.
Menurut adat istiadat yang telah turun temurun dilaksanakan, harus ada
nasi berkat yang dimasak oleh masyarakat dan dekem berupa satu ekor ayam yang
di krekep dan harus masih utuh tanpa dikurangi sedikitpun, jika dikurangi ada
kepercayaan bahwa danyang atau sesepuh penunggu punden ataupun tempat keramat
tersebut akan marah karena merasa di sisani, sedangkan jajanan dan juadah pasar
yang di tambahi dengan bunga setaman adalah sebagai pelengkap dalam pelaksanaan
upacara tersebut
Ritual sedekah bumi yang telah menjadi tradisi dan dilaksanakan secara
turun temurun adalah sebagai symbol penghormatan manusia terhadap tanah sebagai
sumber kehidupan dan sebagai wujud syukur dari pemberian tuhan yang maha Esa
terhadap hasil panen yang melimpah ruah.
Selain sedekah bumi adapula tradisi nyumpet bagi orang yang akan
mempunyai hajat besar seperti tasyakuran pernikahan maupun sunatan, mereka yang
akan memiliki hajat tersebut disarankan untuk melakukan sumpetan, sumpetran
sendiri adalah pemberian sasajen berupa makanan makanan dan juadah pasar yang
diletakkan pada sumber mata air maupun punden, serta satu buah nampan lagi
diletakkan diatas genting rumah, pemberian sumpetan ini dianggap untuk
menghargai roh-roh maupun danyang penunggu tempat tersebut agar tidak
mengganggu jalannya proses tasyakuran warga yang memiliki hajat, karena
dipercaya apabila tidak melakukan sumpetan, maka aka nada saja gangguan yang
datang dari mahluk halus seperti nasi yang tidak matang dimasak berjam-jam,
bumbu yang tiba-tiba hilang, atau makanan-makanan yang tiba-tiba basi meskipun
baru saja dimasak, warga mempercayai bahwa hal tersebut adalah gangguan dari
roh halus di tempat tersebut,berupa gangguan dari gendruwo dan lain-lain,
sehingga adat-istiadat dari masyarakat yang telah turun temurun dipercaya,
membenarkan bahwa sumpetan wajib dilakukan untuk menghindari gangguan, tradisi
tersebut telah ada dalam masyarakat sejak dahulu dan dipercaya pula oleh
masyarakat yang bersangkutan.
Melihat contoh diatas, pelaksanaan sedekah bumi dan upacara sumpetan
yang dilakukan sebelum pelaksanaan hajat seseorang, dapat digolongkan bahwa
tindakan tersebut adalah sebagai sebuah tindakan tradisional, mengingat tradisi
yang dijalankan tersebut adalah tradisi yang berasal dari nenek moyang yang merupakan kebiasaan yang terus menerus
dilakukan dari tahun ketahun oleh masyarakat setempat,tradisi tersebut telah
lama mapan serta diakui tanpa dipermaslahkan oleh masyarakat yang bersangkutan,
tradisi tersebut akan tetap ada karena adanya anggapan dari nenek moyang bahwa
tradisi tersebut telah ada sejak dahulu dan akan selamanya berjalan seperti itu
selama masyarakat masih mempercayai dan melestarikan keberadaan budaya
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar